ilustrasi |
Menurut warga setempat, air panas itu dialirkan ke parit karena warga akan menggarap lahan tersebut menjadi sawah.
"Air sudah surut, tinggal mata airnya saja yang dibiarkan," ujar warga yang mengaku ahli waris pemilik lahan Gao Luluk tersebut, Senin (18/4).
Ia mengaku, dulunya Gao Luluk merupakan lahan sawah, namun tidak digarap lagi, sehingga dijadikan objek wisata. Namun, objek wisata ini tidak diperhatikan Pemerintah Daerah Kerinci. "Sekarang mau kita garap lagi menjadi sawah," ujarnya lagi.
Disebutkannya, objek wisata tersebut belum dikelola Pemerintah, sehingga tidak terkelola dengan baik.
Dikonfirmasi terpisah, UPTD Objek Wisata Air Panas Semurup, Rifai membenarkan, objek wisata Gao Luluk tersebut belum dikelola Pemerintah, tapi dikelola secara swakelola oleh masyarakat.
"Itu belum dikelola Pemerintah. Swadaya masyarakat. Kita mengurus air panas Semurup yang sebelah mudik," ucapnya. Ia juga mengakui, pihaknya tidak bisa melarang masyarakat menjadikan objek wisata tersebut menjadi sawah. "Kita tidak bisa melarang," pungkasnya.
klik: source